Dear mbak Lany,
Kita mungkin tidak diberi waktu yang cukup untuk saling mengenal.
Masih ingat pertama kali dengar namamu dari percakapan mama dengan mbah dan para bude yang menyebut bahwa kamu akhirnya adalah orang yang dipilih dan memilih untuk menikah dengan sepupuku.
Kunjungan pertamamu ke Balikpapan, aku lagi ada di Surabaya.
Aku juga tahu bahwa kamu dan mas Didit mengalami pacaran jarak jauh selama beberapa bulan. Begitupun dengan persiapan pernikahan kalian yang dilakukan hanya olehmu dan keluarga mas Didit karena Mas Didit masih kerja di Balikpapan.
Juli 2010, setelah bertahun-tahun lamanya tidak menginjak Yogyakarta aku dan keluarga pergi ke sana untuk menghadiri pernikahanmu. Masih ingat jelas bagaimana kamu menangis saat mengucapkan janji pernikahanmu di hadapan Tuhan. Terharu dan ingin menangis juga rasanya di gereja. Dan gak pernah saya lupakan bahwa di resepsi pernikahanmu saya melihat senyum yang lebar dan hangat dari Mas Didit, seorang yang pendiam dan jarang tersenyum. Dia begitu senang bisa menikahimu.
Pertemuan kedua kita waktu kamu datang ke rumah Mas Didit satu hari setelah pernikahan untuk sowan ke keluarga yang masih ada di Yogya. Setelah itu kamu pindah ke Balikpapan mengikuti Mas Didit.
Pertemuan ketiga kita saat bertemu di bandara, seminggu setelah lebaran. Waktu itu aku kembali ke Surabaya dan kamu sedang bekerja di bandara.
Pertemuan keempat terjadi saat kamu dirawat di rumah sakit. Dua hari setelah aku pulang dari opname di rumah sakit. Saat itu kamu terlihat kurus, lemah tanpa tahu sakit apa. Dan kemudian kamu dibawa pulang ke Yogyakarta untuk melanjutkan perawatan. Semua orang melanjutkan hidup dengan biasa.
Sampai 6 jam yang lalu papa saya menelepon untuk mengabarkan bahwa kamu telah tiada. Kamu telah dipanggil Tuhan untuk berada di sampingNya. Sesak rasanya mengingat sempitnya waktu pernikahanmu, sempitnya waktu kita untuk mengenal.
Tapi aku tahu tidak ada yang perlu dikhawatirkan. You're in a good hands now, God's hand. You're in a better place now. God loves you so much.
Thank you for entering Mas Didit's life. Although it's really a short time. Doakan mas Didit supaya kuat ya.
I ♥ you mbak Lany.
Ps : ini foto souvenir pernikahan Mbak Lany dan Mas Didit (Teguh). Masih tersimpan di kos, dan sedih rasanya melihatnya.
♥ If life was easy, where would all the adventures be? ♥
0 comments:
Posting Komentar