Terlalu Naif? (Day 6)

Semakin dewasa, semakin banyak pengetahuan yang saya dapat, semakin banyak orang yang saya temui semakin yakin juga saya bahwa hidup itu tidak seindah yang dibayangkan. Bahwa tidak setiap orang itu jalannya lurus. Kadang saya malah berfikir kalau saya itu terlalu naif. Memandang hidup akan seperti yang diajarkan guru PPKN, jujur, damai, lurus, dll.

Waktu kecil ditanamkan betul sama papa saya bahwa tidak boleh mencontek itu namanya tidak percaya diri sendiri, nilai bagus pun tidak akan bangga karena tahu bukan jawaban sendiri. Ajaran itu juga yang kurang lebih ditanamkan guru PPKN saya. Oleh karena itu saya syok luar biasa begitu kami mendekati ujian akhir nasional SD, kami disuruh saling "membantu" satu sama lain.

Dulu saya pikir orang yang berbeda suku dan agama bisa hidup rukun. Begitupun dengan pendapat dan suku asli, seperti yang saya lihat di kota saya. Tapi ternyata saya harus menelan kecewa kalau ternyata di beberapa tempat banyak konflik berdarah akibat agama, suku dsb. Bahkan di kota tempat saya merantau menuntut ilmu ini orang dengan mata sipit juga dibeda-bedakan. Belum lagi suku yang hanya terpisah selat dengan kota ini juga tidak mendapat kelas yang sama.

Saya pernah dalam kondisi mengagumi PNS, berseragam, bekerja untuk pemerintah, rumah bagus dan lain-lain. Saya pernah ingin menjadi PNS. Tapi ternyata pengalaman 1 bulan KKN dan bermarkas di kelurahan membuat saya bingung kapan mereka kerja. Jam 9 kantor masih sepi, dan jam 2 siang sudah mulai sepi lagi. Dan juga saat harus berurusan dengan kelurahan/ kecamatan dan sejenis itu yang ada hanya uang yang keluar akibat pungutan liar. Belum lagi cerita soal pegawai pemkot yang di kantornya hanya bermain game komputer dan mengobrol. Saya masih sangat ingin menjadi PNS, tapi lebih tertarik untuk bekerja di departemen (departemen keuangan mudah-mudahan).


Ahh. Saya memang terlalu naif. Tapi saya percaya suatu saat Indonesia bisa menjadi negara yang saya impikan. Yang damai, rukun dengan warga yang jujur dan saling menghormati.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

For You Dear Friends (Day 4)

"You're trapped. You you don't have to talk. I'll do the talking, George. I am truly, very deeply sorry. I'm not going to make excuses, I'm just sorry. Look... I know you're going to get off this elevator and walk away and not look back. But George, we're friends, real friends. And that means, no matter how long it takes, when you finally do decide to look back, I'll still be here."
(Meredith Grey - Grey's Anatomy)



This is for you my dear friends. Someday you will know my reason, I just hope that's not too late.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Djarum Superliga Badminton Indonesia 2011 (Day 3)

Gak bisa posting blog, capek banget habis duduk 8jam di DBL Arena buat nonton Djarum Superliga Badminton Indonesia 2011, telat banget sih baru nonton hari ini padahal udah hari ke4 apa ke 5 ya? . Cerita lengkap nanti ya. Ini saya tinggalkan foto bersama legenda Indonesia. Haryanto Arbi!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sombong dan Jatuh 2 (Day 2)

Ini masih akan mengulas tentang teguran Tuhan terhadap saya karena terlalu sombong. Cerita ini kebanyakan akan mengulas soal akademik. Kalian mungkin akan tertawa, tapi buat saya dulu bidang akademik itu sangatlah penting. It's on top of my priority.

Waktu SMP pun saya kembali mengalami hal yang sama, bak keledai yang sangat bodoh sehingga jatuh untuk kesekian kalinya di lubang yang sama. Di SMP saya, satu tingkat dibagi ke dalam 9-10 kelas. Misalnya saja kelas 1, ada kelas 1-1 sampai 1-10. Saya biasa berkutat dengan kelas kedua, gak naik-naik. Sampai akhirnya sewaktu saya naik kelas 2 saya bisa berada di kelas 2-1, yang tentunya isinya orang-orang paling pintar seangkatan. Saya waktu itu juga malas-malasan, merasa sudah di kelas pintar jadi tidak belajar, sering bolos bimbel dll. Sampai akhirnya sewaktu pergantian cawu, saya berada di peringkat paling bawah di kelas itu. Melihat ekspresi papa saya sewaktu mengambil rapor rasanya sakit banget. Sedih rasanya.

Untungnya papa dan mama saya orang yang sangat suportif. Papa saya hanya memarahi saya satu hari, itupun dengan bilang "itu akibatnya kalau malas belajar dan sering bolos bimbel". Dan besoknya (saya ingat betul) hal itu sudah tidak dibahas. Di rumah malah dipasang internet. Dan liburan saya aman tentram sentosa :)

Masih banyak lagi sebenarnya teguran Tuhan ketika saya sudah mulai terlalu sombong dan hilang arah. Tuhan itu sangat baik, sangat sayang kepada hambaNya. Tak pernah dibiarkanNya kita jalan sendiri. Dia selalu menuntun kita, hanya mungkin kadang kita saja yang menolak dituntun. Merasa sudah pintar, merasa tahu segalanya. Padahal hidup tanpa Tuhan itu mati. Hidup tanpa Tuhan itu kosong. Life without God is nothing.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sombong dan Jatuh (Day 1)

Sewaktu SD saya termasuk orang yang "populer". Ranking 1, ketua kelas, jagoan matematika, pembaca teks UUD waktu upacara, you named it. Hampir semua guru tahu saya, kakak dan adik kelas juga kenal saya. Dan setelah saya masuk SMP pun saya diberitahu kalau saya sering digosipin sama anak SD lain. (FYI, SD saya masuk dalam yayasan yang membawahi 4 SD. Dan 4 SD itu sering beraktifitas bersama, jadi kita kenal dengan beberapa orang anak SD lain.)

Saat SD itu saya seperti berada di "atas". Ranking 1 berturut-turut dan dapat beasiswa uang sekolah, ketua kelas beberapa periode, pembaca teks UUD selama sekitar 1 tahun, dan selalu dapat nilai matematika (hampir) sempurna, saya juga termasuk jagoan sekolah saat ada lomba. Pendeknya, the world in your hand at the time.

Mungkin karena itu saya jadi sedikit sombong. Menganggap mereka yang nakal dan kurang pandai itu tidak selevel. Dan didukung pula dengan sikap saya yang agak judes. Hahahaha lengkaplah sudah, judes dan ketua kelas.

Tuhan mungkin ingin menegur saya, dia menguji saya dengan cobaan pertama. Sekitar kelas 3/4 SD. Saya terkena penyakit demam berdarah, demam berdarah yang parah. 5 hari di ICU, divonis sudah tidak ada harapan, 27 botol infus, makan lewat selang, dll. But thank God, I'm survived. Sebenarnya bukan itu maksud saya soal teguran. Teguran Tuhan yang saya maksud adalah ranking saya yang melorot drastis. Dua minggu di rumah sakit ditambah dengan beberapa hari istirahat di rumah dan kesehatan yang belum sepenuhnya stabil membuat saya tidak bisa belajar dengan sungguh-sungguh seperti biasanya. Ranking saya melorot drastis dari 1 ke 10. Dan yang lebih membuat kecewa adalah, yang dapat ranking 1 adalah teman saya yang selalu jadi saingan. Saya ingat betul saat itu dengan teman-teman membahas nilai dan ranking di taman sekolah. Saya bengong, gak percaya, sedih dan mau nangis. Walaupun tidak diperlihatkan di depan teman lain. Mereka sih sangat mendukung, dengan bilang "namanya juga abis sakit". Tapi ketika kamu berada di atas dan dijatuhkan seperti itu. Rasanya sakit! Sakit banget, bahkan untuk ukuran anak SD.

Sebagai anak jago matematika di SD, saya dan beberapa teman dikirim untuk ikut lomba Astramatika di kota lain. Saya belajar dengan sesama teman SD lain yang satu yayasan. Menyadari potensi kami, akhirnya dibuat semacam satu kelompok utama. Gabungan dari berbagai SD. Tentu saja saya wakil dari SD saya. Saya bergabung dengan dua orang cowok dari SD yang berbeda, yang tentu saja sangat pintar. Dan di situ Tuhan menegur saya yang kedua kalinya, salah satu dari cowok itu (yang sebenarnya sama pintarnya dengan cowok satunya) bersikap sangat arogant dan seperti tidak menganggap saya ada. Yang diajak diskusi hanya cowo satunya. I'm invisible. Dan di situ saya seperti tertampar, keras banget. Apa ini juga yang saya lakukan ke teman saya yang kurang pandai dan nakal. Apa saya searogant dan sesombong itu? Dan setelah saya satu kelas dengannya di SMP, saya baru tahu kalau itu memang sifatnya. Sombong dan meremehkan orang lain.

Tuhan itu sayang, terlalu sayang kepada saya sampai Dia tidak ingin saya salah jalan dan salah arah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

30 Hari Menulis

Okay, saya tahu saya telat. Tapi sepertinya proyek 30 Hari Menulis ini oke juga. Seenggaknya blog ini gak berdebu lah. Hihihi.
So here I am. Akan memulai proyek 30 Hari Menulis. Doakan semoga gak putus di jalan ya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Eclipse Quote

When we were five, they asked us what we wanted to be when we grew up. Our answers were things like, astronauts, president... or in my case, a princess.
When we were ten, they asked again. We answered, a rock star, cowboy, or in my case, a gold medalist.
But now that we're grown up, they want a serious answer. Well, how about this. Who the hell knows?
This isn't the time to make hard and fast decisions; this is a time to make mistakes. Take the wrong train and get stuck somewhere. Fall in love... a lot. Major in philosophy, because there's no way to make a career out of that. Change your mind, and change it again, because nothing's permanent. So, make as many mistakes as you can. That way, someday, when they ask what we want to be, we won't have to guess... we'll know.

(Jessica - Eclipse)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Doa Untuknya Di Sana

Tuhan, saya tidak tahu apa yang membawa saya di jam 01.00 untuk membuka forum tentang perselingkuhan. Tuhan, membaca forum itu saya jadi takut, karena ternyata begitu banyak pasangan di sana yang tidak kuat cintanya sehingga menghancurkan pernikahannya demi orang lain. Tuhan, Engkau juga pasti tahu kalau cerita perselingkuhan itu juga begitu dekat denganku, begitu banyak teman orangtuaku yang mengalaminya. Puji namaMu selalu sehingga Kau jauhkan hal tersebut dari keluargaku dan orang terdekatku.

Tuhan, saya memang sedang tidak menjalani suatu hubungan. Dan sampai saat ini belum mempunyai rencana menikah dalam waktu dekat. Tapi bolehkah saya meminta kepadaMu satu hal?

Tuhan, bila nanti sudah waktunya (yang aku percaya waktuMu selalu lebih baik dari waktuku), tunjukkanlah seorang pria yang Kau pilihkan. Aku percaya pilihanMu selalu benar, dan tak pernah salah. Dan apabila dia menjadi pasanganku, berkatilah selalu hubungan kami. Jauhkan kami dari keinginan menjauh dariMu. Jauhkan kami dari keinginan berselingkuh. Amin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anak Rantau

Ini adalah isi koper anak yang kembali ke perantauan. Semua barang di rumah dibawa. *nyengir kuda*
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jleb Jleb

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS