I Need a Pause

Setelah kepergian papa, semua orang (kecuali keluarga inti) seakan berhenti bicara tentang beliau. Mereka takut akan membuka luka kami, takut salah bicara dan membuat kami tambah sedih.


Padahal saya ingin mereka tetap bicara tentang papa. Tentang bagaimana dia berinteraksi dengan yang lain, tentang kesukaannya, tentang pendapatnya, tentang hal yang menyebalkan tentang dia, tentang apa saja. Kadang-kadang saya berpikir semua orang akan melupakan dia. Semua akan baik-baik saja seakan dia gak pernah ada. I know everything is gonna be alright. But sometimes I need to talk about him, maybe I'll cry, maybe I'll laugh, that doesn't matter. Because when everyone stop talking about him I'm affraid I'll forget everything about him. Terbangun di malam karena sadar saya hampir lupa bagaimana suaranya itu menyedihkan. Spending the rest of the night crying is nothing as long as I can remember everything about him.


Tapi saya sadar, bagi orang lain hidup mereka terus berjalan. Hidup kami pun akan dan harus terus berjalan. But sometimes I need a pause to remember him.


Ahhh life...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS