Sombong dan Jatuh 2 (Day 2)

Ini masih akan mengulas tentang teguran Tuhan terhadap saya karena terlalu sombong. Cerita ini kebanyakan akan mengulas soal akademik. Kalian mungkin akan tertawa, tapi buat saya dulu bidang akademik itu sangatlah penting. It's on top of my priority.

Waktu SMP pun saya kembali mengalami hal yang sama, bak keledai yang sangat bodoh sehingga jatuh untuk kesekian kalinya di lubang yang sama. Di SMP saya, satu tingkat dibagi ke dalam 9-10 kelas. Misalnya saja kelas 1, ada kelas 1-1 sampai 1-10. Saya biasa berkutat dengan kelas kedua, gak naik-naik. Sampai akhirnya sewaktu saya naik kelas 2 saya bisa berada di kelas 2-1, yang tentunya isinya orang-orang paling pintar seangkatan. Saya waktu itu juga malas-malasan, merasa sudah di kelas pintar jadi tidak belajar, sering bolos bimbel dll. Sampai akhirnya sewaktu pergantian cawu, saya berada di peringkat paling bawah di kelas itu. Melihat ekspresi papa saya sewaktu mengambil rapor rasanya sakit banget. Sedih rasanya.

Untungnya papa dan mama saya orang yang sangat suportif. Papa saya hanya memarahi saya satu hari, itupun dengan bilang "itu akibatnya kalau malas belajar dan sering bolos bimbel". Dan besoknya (saya ingat betul) hal itu sudah tidak dibahas. Di rumah malah dipasang internet. Dan liburan saya aman tentram sentosa :)

Masih banyak lagi sebenarnya teguran Tuhan ketika saya sudah mulai terlalu sombong dan hilang arah. Tuhan itu sangat baik, sangat sayang kepada hambaNya. Tak pernah dibiarkanNya kita jalan sendiri. Dia selalu menuntun kita, hanya mungkin kadang kita saja yang menolak dituntun. Merasa sudah pintar, merasa tahu segalanya. Padahal hidup tanpa Tuhan itu mati. Hidup tanpa Tuhan itu kosong. Life without God is nothing.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: