Cin (T) a



Cina and Annisa love God
and God loves them both
But Cina and Annisa cannot love each other
because they call God by different name


***

In your majesty you create difference
In my arrogance I question your wisdom
In your mistery, you create temptation
In my inferiority, you make me more than I am
Here I am

Surrender me in the agony of your ♥
Surrender me in the irony of your law
Lead me to the joy of ♥ redivined
Teach me how to ♥ you more

Tega banget ya bokap lo, udah tau muka lo Cina masih dikasi nama cina
Tega kali bapak kau udah tau muka kau perempuan masih dikasi nama perempuan

Emangnya yang boleh sehat cuma orang kaya yah

Buat apa punya pemerintah kalo gak bisa ngasi rumah buat warganya

Kau disubsidi sekolah di sini buat bantuin pemerintah mikir kalo kau bisanya cuma nyalah-nyalahin pemerintah buat apa kau diluluskan? Republik ini udah kebanyakan sarjana nyinyir

Arsitek itu suka berasa Tuhan, berasa yang paling tahu rancangan terbaik buat manusia

God is architect

Yakin lo mau sama gue, Tuhan gue aja berani gue khianatin apalagi lo ntar

Kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda kalau Tuhan cuma pengen disembah dengan satu cara?

Makanya Allah nyiptain ♡ biar yg beda-beda bisa nyatu

Biar kau lihat agama tuh udh jadi propaganda paling murah sepanjang sejarah


***

Asli film ini nendang banget. Pemain cuma dua, setting sederhana tapi hasilnyaaa. Pengambilan gambar oke! Ide cerita kena banget! Skenario TOP! I can't stop writing the dialogue. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

The Calling


Novel ini adalah salah satu novel duet yang tidak biasa seperti taglinenya “an unusual romance story”. Ditulis oleh dua orang pasti menimbulkan dua sudut penulisan bukan?

Tentang dua gadis Elana dan Saski. Dua gadis yang berbeda yang terpisah jarak namun disatukan oleh bayangan kelam yang hampir sama. Dua gadis yang spesial namun dengan masa lalu yang gelap. Bali, Yogyakarta, dan Manchester . tiga tempat yang punya pesonanya masing-masing, tiga tempat dengan budaya yang berbeda namun ternyata merupakan tempat yang saling berhubungan.

Saya suka bagian pengkhianatan yang harus dialami Saski, rasanya ikut marah sedih dan hancur bersama Saski. Saya juga ikutan bingung seperti Elana, yang sering dihantui bayangan-bayangan tanpa tahu maksud sebenarnya bayangan itu.
Saya suka karakter Saski yang gelap, penuh masalah yang menghantam bertubi-tubi. Saya suka sikap acuhnya, namun terkadang benci dengan sikapnya yang selalu putus asa. Saya suka Elana yang digambarkan sebagai anak yang manis, kaya, namun ternyata menyimpan luka yang dalam. Saya juga ikut marah, kesal pada tante dan omnya yang kurang ajar.

Tapi yang kurang dari novel ini adalah detail pekerjaan. Sebenarnya gak terlalu penting, tapi saya adalah penikmat cerita yang berhubungan dengan profesi semakin detail semakin bagus. Saya gak tahu Saski itu ngapain aja di kampus, atau Elana itu jual apa saja di Art Craftnya. Serius deh gak penting sebenarnya mau saya ini. ;p 
 
Yang paling saya suka adalah bagian akhir (tentu saja), saat akhirnya mereka sama-sama mengerti tentang “panggilan yang selalu mereka rasakan. Saya suka penggabungan dua cerita ini, pelan tapi pasti. Yang alurnya agak cepat adalah kenapa Saski tahu-tahu ...... di hotel (baca sendiri! Ntar ga surprise ;p). Alur terbalik untuk bagian ini rasanya kurang begitu jelas, terlalu singkat.

Harga novel ini buat saya tergolong mahal Rp 56.000,00, memang bukunya lumayan tebal dan kertasnya bagus. Namun saya rasa untuk penerbit yang baru seperti itu bukan strategi yang bagus mengeluarkan novel dengan harga mahal. Mungkin juga disebabkan karena mereka harus membayar dua penulis sepertinya. Tapi harganya SEPADAN dengan cerita tidak biasa yang kalian dapatkan. Duet yang sukses Asrini Mahdia dan Rina Suryakusuma. Great job!!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lukisan Keempat


Sebagai seorang stewardess dari maskapai penerbangan internasional Corissa Airlines, tidak ada satu orang pun yang mengira bahwa Natasya Petra Rahadian memiliki 3 fase kehidupan yang membuat dirinya terluka karena cinta.

Dimulai dari ayahnya sendiri, yang memalingkan wajah dan mengabaikannya ketika ia masih kecil. Kekasih masa kuliah yang menduakannya dengan sahabat akrabnya sendiri. Dan terakhir, pilot yang dekat dengan dirinya ketika menjalani pelatihan, dan berselingkuh dengan teman sekamarnya.

Dan Natasya bersumpah untuk tidak lagi jatuh cinta. Sampai ia bertemu dengan Craig Hayden, penumpang Corissa Airlines yang menyebalkan. Sementara Craig sendiri sudah tertarik pada gadis yang begitu menawan hati, kali pertama ia memandangnya. Dan entah bagaimana Craig tahu, gadis ini memendam luka di hidupnya. Ia bertekad untuk menyingkap kabut tersebut, memberi Natasya siraman kasih sayang, mengembalikan kepercayaannya kepada cinta.

Mampukah Craig membuktikan bahwa ia layak masuk dalam kehidupan Natasya? Bisakah Craig mewujudkan tekadnya untuk menjadi bagian dari lukisan hidup Natasya yang keempat, sekaligus yang terakhir?


***


Ini buku kedua Rina Suryakusuma yang saya baca, setelah sebelumnya dapat novel Puzzle secara gratis. *wink*. (Ci bener deh, saya udah nyari novel Ci yang lain tapi belum ketemu)


Penampakan novel ini memang agak aneh dan gak biasa. Kecil mungil tidak seperti novel Gramedia lain (herannya harganya kok gak ikutan mengecil yah ;p). Dan covernya juga gak biasa untuk novel Gramedia lain. Sampai di Gramedia Tunjungan Plaza ditaruh bukan di deretan novel Gramedia tapi di deretan novel dengan cover senada. =)


Saya suka novel ini, romantis banget. Benar yang ditulis Ci Rina dalam blognya , dia memang jago nulis novel romantis. Yang saya suka ini bukan novel romantis yang puitis banget sampai bacanya bingung dan harus mikir. Ini novel romantis yang ditulis dengan kata-kata sederhana.


Saya suka penggambaran Corissa Girl di sini, mahal, berkelas dan ramah. Terus terang saya mendapat banyak cerita miring soal pramugari, yahh korban bad publicity kali yah. Tapi di novel ini enggak! Keren banget! Ditulis dengan detail pelatihan menjadi pramugari yang tidak gampang, kondisi pesawat dan jenis penumpang juga dikisahkan dengan baik.


Saya suka dengan konflik batin yang dialami Natasya (ohh, apakah ini diambil dari nama saya? :p). Diungkapkan di waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat. Siapa sangka alasannya benci laki-laki adalah.. ahh baca sendiri deh..


Dan tentang judulnya, saya juga sedikit bertanya-tanya soal judul yang saya rasa unik ini. Namun akhirnya saya tahu kenapa dinamakan Lukisan Keempat. Judul yang tepat dan indah. Great job Ci.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Badminton Freak


Gara-gara histeria kedua tantenya saat menonton Ricky Subagdja dan Rexy Mainaky di Olimpiade Atlanta 1996, Fraya Aloysa Iskandar jatuh cinta pada bulutangkis. Momen di mana Ricky dan Rexy merebut medali emas untuk Indonesia begitu memukau Fraya kecil, hingga ia memutuskan: ia harus jadi atlet bulutangkis!

Tapi kini, di usianya yang ke-18, Fraya terpaksa menerima kenyataan bahwa cita-citanya tak terwujud. Semua karena Mama melarangnya masuk klub bulutangkis saat ia kecil dulu. Fraya hanya bisa menyalurkan cintanya pada bulutangkis melalui ekskul di sekolah, yang tentu saja tak cukup untuk menampung bakat dan ambisinya yang begitu besar.

Dan seakan itu semua belum cukup, Fraya juga harus terima bahwa pacarnya, Albert, lebih suka ia jadi anggota cheerleader daripada berjibaku mengejar shuttle-cock di lapangan. Padahal, apa sih asyiknya pakai rok mini lalu loncat-loncat sambil pegang pom-pom?

Ketidaksukaan Albert pada bulutangkis memuncak ketika Fraya membohonginya demi bisa menonton kejuaraan Thomas-Uber Cup di Istora Senayan. Albert marah besar, dan menghukum Fraya dengan cara melarangnya menonton Thomas-Uber Cup live selama sisa pagelaran itu berlangsung. Padahal, untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun, tim Uber Indonesia berhasil masuk babak final!

Kalau sudah begini, mana bisa Fraya terus bertahan sama Albert? Mending putus aja, kan?



***



Tidak seperti novel-novel sebelumnya, salah satunya adalah Dear Dylan yang masih diselipi humor Badminton Freak ini lain. Bukan gak ada humornya sama sekali, tapi memang membaca novel ini mampu mengocok perasaan. Novel ini penuh dengan emosi.


Stephanie Zen berhasil mengangkat suasana Uber dan Thomas Cup dengan sangat baik. Ini salah satu pertandingan yang saya ikuti dengan baik, jadi saya tahu kondisinya. Istilah-istilah bulutangkis ditulis dengan tepat. Komentar-komentar pertandingan juga persis seperti aslinya. Inilah hasilnya kalau novel ditulis oleh orang yang mengerti dan dapat bermain badminton. I’m really sure beberapa persen ceritanya pasti cerita nyata penulisnya. *betul begitu steph? ;p*


Di novel ini kita dibawa mengikuti perasaan Fraya yang naik turun. Ada kalanya dibuat begitu excited seperti pada saat nonton pertandingan, dan tiba-tiba dibuat sedih sekaligus marah saat Fraya dilarang nonton final (asli kalo saya jd Fraya saya nekat deh nonton*), dibuat down saat mengingat ambisinya yang sempat terkubur juga dibuat kaget saat tahu alasan sebenarnya Mama melarang masuk klub. Dan dibuat malu-malu saat dia bertemu... ah baca aja deh ntar saya spoiler lagi. ;p


Dari novel ini saya belajar kalo menyesal itu gak ada gunanya, hanya menambah beban yang berat banget. Kalo kamu punya impian dan ambisi harus dicoba diwujudkan, gagal di belakang itu adalah hasil yang paling penting itu adalah proses yang gak bakal bisa diulang lagi. Kalo memang sudah tidak bisa lagi mewujudkan mimpi. Gak ada salahnya mimpi itu sedikit diputar sudutnya. Seperti Fraya di akhir cerita misalnya ;p

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Love You


Kenal melalui dunia maya, namun persahabatan yang dihasilkan tidak maya. 

Love you

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS