...d'cost...

Dalam sebulan ini sudah dua kali aku makan di D’Cost Royal Plasa. Itu tuh restoran seafood yg punya moto “mutu bintang lima harga kaki lima”. Dua kali makan di sana dalam satu bulan (or I say 1 week) bukan karna suka banget ma tempatnya atau karena enak banget makanannya. Ke d’cost minggu lalu itu karna nemenin teman yang pengen makan di D’Cost en yang sabtu ini karena ada teman traktiran ultah.

Sebenarnya sih baru 3 kali makan di D’Cost, yang pertama itu traktiran ultahku di D’Cost yang dekat PTC itu. Awal-awalnya excited banget karna dengar review orang sih bagus. Jadi aku ke sana dengan ekspektasi tinggi bahwa tempatnya asyik, makanannya enak dan harganya murah. Tapi sampai sana jadi kecewa juga karna ternyata tidak seperti yang aku bayangkan. Ehmm kalo menurut ilmu manajemen kan orang akan ngerasa puas kalo ternyata yang dia dapatkan sesuai atau melebihi ekspektasi dia. Nah ini juga gak ngerti apa aku yang ketinggian ekspektasi atau emang D’Cost yang biasa aja?

Soal tempat yah lumayan lah, bersih dan nyaman. Kalo soal tempat sih aku akan lebih nyaranin D’Cost yang dekat PTC itu karna dia ada tempat makan di luar yang asyik, dingin en romantis. Ahahaha. Kalo yang di Royal Plasa standar foodcourt lah. Lumayan besar dan bersih. Tapi yang gak aku suka itu kenapa buat ngeringin tangan abis cuci itu harus pake tissue?? Mungkin emang lebih mahal kali (I say kali, karna gak tau pasti) pasang pengering tangan gitu tapi kan kalo pake tissue, berapa pohon yang harus ditebang HANYA untuk mengeringkan tangan? (efek punya adik kuliah di teknik lingkungan).

Sekarang soal rasa, buat aku yang berasal dari kota yang kaya seafood. Yes, my lovely city Balikpapan kan ada di pinggir laut jadi ikan, udang, kepiting cumi-cumi dll udah jadi hal biasa. Rasa D’Cost buatku gak terlalu special, standar lah. Tidak ada yang buat greget, gak bikin aku bilang ajiib atau maknyoss. Yang aku suka sih mereka cepat dalam menyediakan makanan. Mungkin dimasak setengah matang dulu kali yah baru ntar tinggal dipanaskan. Tapi efeknya adalah kamu tidak akan mendapatkan makanan yang benar-benar fresh from the oven yang penuh dengan asap mengepul. Paling-paling makanannya hangat doang.

Soal harga, buat aku sih ownernya D’Cost adalah orang yang smart. Karena dia punya strategi promosi, dan penetapan harga yang oke punya. Tanpa perlu iklan yang banyak, toh D’Cost udah popular. Lebih mengandalkan promosi dari mulut ke mulut sepertinya. Penetapan harganya juga canggih. Dia buat murah menu-menu lain yang bukan menu utama tapi essential seperti misalnya nasi putih Rp 1000 sepuasnya, es tes manis Rp 500, teh manis Rp 250. Dan di menu utama dia tetapin harga yang biasa, ingat biasa!! Bukan murah, karna mengingat porsi dan rasanya. Terus untuk menu pendukung lain seperti sambal , terong dll dikenakan harga tersendiri (Rp 2800-Rp 5000an).

Dan oh ya, just like another resto D’Cost mengenakan PPn 10%. I agree with that, karna aku juga lagi mempelajari pajak dan tahu how important tax is. Tapi dia juga menambahkan biaya ekstra lagi yaitu sebesar 5% dari pembelanjaan kita, they called it fluktuasi harga. Ini aku gak ngerti apa aku yang katro apa gimana, but I never see it in another resto, yang ada paling tambahan biaya jasa 11%. Apa ini lagi menjadi tren untuk meningkatkan harga secara terselubung?? Bisa termasuk pembohongan konsumen dong. Ahaha mulai deh berlebihan…

Sekian deh review saya tentang D’Cost. Tidak bermaksud mempengaruhi penilaian siapa pun. Dan aku juga TIDAK punya hubungan dengan D’Cost ataupun saingannya D”Cost. Tapi ini recommended buat yang ingin makan beramai-ramai. Karna semakin banyak yang makan akan semakin murah bayarnya. Hahahaaha.

Ps: ultah tahun depan (kalo masih diberi hidup) traktir di situ lagi apa gak yah? =p

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: